
Kisah ini dialami oleh Nyonya Sondang,berikut kisahnya dimulai. Malam itu hujan deras.Petir dan guntur saut menyaut memekakan telingaku.Tetapi saya harus keluar dari gubuk renta dan kembali ke jalan raya.Namun medan yang harus dilalui terlalu berat.Jalan berlumpur tebal dan berlobang dalam.Telepon genggam kehilangan sinyal.Bahkan menjadi blank spot area .Artinya,handphone sama sekali tidak berfungsi. Walau kendaraan beroda empat yang kubawa Toyota hardtop bergardan ganda,tetapi alasannya yakni becek tebal,tetap saja sulit untuk melintas.Hutan kambaya,Sangata,Kalimantan Timur,malam itu sangat sepi.Tidak ada orang lain yang ada di hutan kayu arey itu selain saya dan Dewinta,anakku.Dewinta masih terlalu kecil untuk sanggup membantu.Umurnya gres 13 tahun dan duduk di kelas satu sekolah menengah pertama Abandita II ,Sangata.Selain tubuhnya rapuh ,kurus,anak gadisku ini menghadapi juga banyak penyakitnya.Dia menderita asma,maag,dan sinusitis.Namun ia berusaha untuk tetap tegar menghadapi semua itu.Yang penting kami sanggup menemukan ayahnya yang raib di Hutan misterius itu. Pada hari senin,3 Januari 2011 lalu,Bang Sondang,ayah Dewinta pergi berburu ke Hutan Kambaya.Mereka berburu rusa,kancil,dan ayam hutan yang masih ada di daerah itu.Kepergiannya untuk ketiga kalinya,setelah sebelumnya berhasil membawa pulang kancil dan rusa.Karena hingga tanggal 5 Januari 2011,dua hari tidak pulang,aku segera mencari mereka ke hutan yang dikenal menyeramkan di Kalimantan timur itu.Aku membawa kendaraan beroda empat hardtop bersama Dewinta sedangkan bang Sondang pergi dengan kendaraan beroda empat yang satu lagi,daihatsu jeep taft yang juga bergardan ganda. Kami membawa senjata api yang satu lagi,Senjata yang sudah mendapat ijin dari Perbakin untuk berburu.Namun sayang alasannya yakni kompas ada kerusakan,kami nyasar.Kami masuk ke Hutan yang salah hingga terjebak pada medan yang berlobang besar dan licin.Apalagi sesudah belakangan ini terus-terusan disiram hujan.Karena salah jalan balasannya kami berputar-putar didalam hutan hingga materi bakar kami menipis.Sembilan jam kami terjebak didalam hutan lebat itu yang balasannya menemukangubuk renta bekas rumah perambah hutan yang sudah di tinggalkan. Untuk mendinginkan mesin kendaraan beroda empat sekalian melihat kemungkinan adanya bang Sondang,papa Dewinta di dalam gubuk renta itu,kami berhenti kemudian masuk kedalam gubuk.Arkian,ternyata didalam gubuk itu tidak ada siapa-siapa,kecuali piring-piring plastik kotor dan tungku tanah untuk memasak dengan kayu bakar.Dalam hitungan detik ,tiba-tiba hujan deras turun dan petirpun menyambar pohon tembesu besar sebelah gubuk.Kami berdua sangat terkejut dan kaget mendengar petir itu.Lalu kami melihat pohon tembesu yang tumbang,terbakar oleh panasnya sang petir. ‘’Mama!pekik Dewinta,sambil memeluk pinggangku yang tengah berdiri.Hujan ternyata semakin deras,gubuk itu bocor berat dan kami sulit menentukan tempat mana yang kondusif dari guyuran air bah.Karena atap itu sudah bocor disana-sini.Atap rumbianya sudah banyak yang rusak,bolong disana sini sehingga air mengalir deras. ‘’Bagaimana ini ma,papanya dimana?’’bisik Dewinta,kali ini nampak ketakutan.Aku memeluk erat anakku dan mencium keningnya,berharap biar ia besar lengan berkuasa juga tabah.Senjata api mouser untuk berburu,aku siapkan didekatku.Pikirku bila ada harimau atau bekantan yang menyerang,aku akan tembak tanpa ampun.Aku telah terlatih menembak dan diajari oleh seorang militer di Sangata yang sangat pakar dalam menembak.Daripada kami yang mati diterkam,lebih baik binatang itu yang mati terlebih dahulu,batinku. Malam semakin larut,namun hujan pun mulai mereda .Dengan langkah pasti,aku mengajak Dewinta kembali ke kendaraan beroda empat dan bersiap berangkat untuk mencari jalan keluar.Mobil saya hidupkan dan lampu dim saya nyalakan .Keadaan sangat jelas benderang dan kendaraan beroda empat mulai melaju,kurang lebih waktu setengah jam berjalan,aku melihat anak kecil berkepala botak,berjalan ngesot menyeberang jalan di depan kami.Anak kecil telanjang itu,keluar dari rimbunan rumput menyeberang kerimbunan rumput seberangnya.’’oh tuhan,makhluk apakah itu?’’batinku. Dewinta menjerit ketakutan.Namun saya menutup mulutnya biar ia tidak berteriak.Kendaraan terus saya pacu di jalan berbecek tebal itu,melewati makhluk asing ngesot yang kami lihat tadi.Kaca jendela semua saya tutup dan saya mencari kondusif dari ancaman yang sewaktu-waktu mengancam. Kendaraan saya gunakan gardan ganda dikala melewati jalan lengket tempat makhluk itu melintas.Namun sayang,ban nempel di jalan becek yang tebal dan kendaraan beroda empat tak bisa bergerak.Ban depan Toyota hardtopku lengket dan saya menekan presneling mundur untuk kemudian memacu lagi kendaraan buat ancang-ancang.Tapi semakin keras gas saya pacu,semakin melekat pula ban itu dalam tanah becek. Kali ini mobilku tidak bisa maju dan tidak bisa mundur lagi.Diam saja disuatu tempat walau mesin terus menderu.Dalam keadaan begitu tiba-tiba didepan mobil,anak kecil berkepala botak itu muncul lagi.Kali ini ia berdir,berjalan melintasi jalanan,kembali ketempat asal ia keluar.Kami kembali tersentak.Makhluk itu bukanlah manusia,tapi pastilah tuyul atau hantu berkepala botak.Aku terus membaca ayat-ayat suci Alqur’an,surat Al Fatihah,Al Falaq dan An Nas berulang-ulang.Dewinta juga begitu,sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya,dia terus membaca ayat-ayat yang sama sambil menangis.
Lampu terus saya nyalakan,sementara untuk mengirit materi bakar bensin,mesin saya matikan.Tapi pikirku,jika lampu terus menyala sementara mesin mati,aki set akan mati secara perlahan.Kekuatan batterai itu ada batasnya dan akan sangat berbahaya bila kami berada didalam kendaraan beroda empat dalam keadaan gelap. Makhluk itu menghilang didalam belukar.Aku kemudian mencoba menghidupkan mesin lagi dan berusaha menjalankannya.Kucoba mundur,juga mencoba maju.Alhamdulillah kali ini mobilku bisa maju dan keluar dari lubang yang lengket itu.Mobil jipku itu melaju melewati lobang besar terus menyusuri jalan hutan.Beberapa dikala kemudian,ban masuk lubang lagi dan lengket lagi.Namun kali ini dengan cepat bisa keluar.Setelah melewati lobang itu,kami melihat lagi makhluk berkepala botak seolah-olah tuyul itu.Makhluk itu berdiri ditengah jalan dan menghalangi lajunya kendaraan beroda empat kami. Klakson saya bunyikan dan makhluk itu tidak mau minggir juga.Saat saya mau menabraknya,makhluk itu kemudian naik ke kap mobil.Dia duduk menghadap ke mukaku dan meminta saya membuka jendela .Karena takut ,aku bertahan untuk tidak membuka jendela .Makhluk itu terus mengetuk beling depan dan memberi tanda bahwa ia ingin masuk.Namun saya terus menjalankan kendaraan beroda empat dan ia tetap membisu di atas kap mesin. Kendaraan terus berjalan dan saya berusaha tetap hening dalam menyetir walau dalam keadaan takut.Sementara tuyul itu,minta terus masuk ke mobil,berdiam di kap kendaraan beroda empat sambil menunjuk-nunjukkan telunjuknya untuk masuk. Tidak berapa usang kemudian,ban kembali masuk lubang becek.kali ini lekat dan tidak bisa berjalan lagi .Tuyul itu terus saja mengetuk jendela meminta masuk.Karena takut ia akan menganiaya anakku dan menganiaya aku,maka saya membiarkan semua jendela terkunci. Karena lekat dan tidak bisa maju maupun mundur,akhirnya saya menyerah,aku membuka pintu dan mendekati makhluk tersebut.Sementara Dewinta saya biarkan di dalam mobil.Duh Gusti,ternyata tuyul itu sangat bersahabat.Jangankan menganiaya kami,menggigit sedikitpun tidak dilakukannya.Bahkan ia mengatakan sesuatu,mengajak saya mendatangi suatu tempat dan bahasa isyarat.Karena kendaraan beroda empat tidak bisa berjalan,lekat di lobang,maka saya tidak bisa menjalankan kendaraan beroda empat itu. Lalu tuyul itu mengumpulkan kayu-kayu dengan cepat dan meletakkan kayu di ban yang nempel di tanah liat.Karena tumpukan kayu pemberian tuyul itu,maka balasannya ban mendapat pijakan kering dan bisa keluar dari lobang.Lalu tuyul itu saya naikkan di jok belakang dan ia membuktikan suatu tempat.Dia menunjuk-nunjuk suatu tempat semak belukar dan saya mengikutinya. Diluar dugaan,apa yang ditunjukkannya itu ternyata lokasi dimana Bang Sondang dan Kang Suryana terkapar berdarah-darah.Mereka berdua pingsan.Berkat sumbangan tuyul dan Dewinta,aku bisa mengangkat keduanya kedalam mobil.Sementara tuyul itu terus membuktikan jalan keluar menuju Sangata. Tuyul tetap bersama kami dan mengatakan jalan.Dalam waktu dua jam dari lokasi ditemukannya Bang Sondang dan sobat berburunya Kang Suryana,kami masuk ke pinggiran kota Sangata.Aku terus mencari jalan menuju ke Rumah sakit dan sampailah ke Sangata Medical Center.Suamiku dan Kang Suryana pribadi di masukkan ke UGD dan ditangani dokter. Ditubuh mereka terlihat luka-luka gigitan bekantan,dikeroyok binatang binatang primata jenis monyet itu hingga kehabisan darah.Sementara senjata mereka saya temukan beberapa meter dari lokasi mereka pingsan.
Setelah dirawat di UGD secara intensif,akhirnya keduanya siuman dan dipindahkan ke kamar perawatan.Tiga hari dirumah sakit,Suamiku dan Kang Suryana di perbolehkan pulang.Sementara tuyul misterius itu tetap bersamaku,selalu dirumahku dan di dalam mobilku bila saya pergi.Tuyul itu berteman baik dengan anakku Dewinta dan sudah menjadi bab dari keluarga kami.Orang lain ternyata tidak bisa melihat tuyul itu.Yang bisa melihatnya hanya aku,suamiku dan Dewinta. Kini tuyul yang kami beri nama kepayang itu,hidup dirumah kami.Dia tidak pernah makan dan tidak pernah minum dan tubuhnya tidak menyusut,tetap begitu-begitu saja.ketika ditimbang dari awal,beratnya hanya empat kilogram,dari dulu hingga kini ini,hingga tahun 2013,beratnya tetap empat kilogram. Dewinta mendapat sobat sepermainan baru.Kepayang yang tak pernah mau menggunakan baju dan tidak diketahui jenis kelaminnya.Kepayang tidak diketahui pria atau perempuan.Karena tidak memiliki alat kelamin dan tidak punya dubur.Semuanya itu terjadi alasannya yakni kepayang tidak punya nafsu apapun.Tidak mau makan,minum dan tidak pula memiliki nafsu sex. Kepayang juga tidak pernah tidur dan ia paling takut kepada kelereng dan kacang hijau.dia tidak mau melihat kelereng dan sesuatu yang bundar-bundar.Maka itu,semua benda yang berbentuk lingkaran kami jauhkan dari rumah kami.Kepayang meminta hal itu dan kami penuhi usul itu. Pada hari ulang tahun kemerdekaan,17 Agustus 2013 lalu,kepayang menghilang.Dewinta panik dan kami sekeluarga menjadi cemas.Kami cari keliling beberapa pojok,ruang bahkan halaman,kami tidak juga menemukan kepayang.Kami juga keliling kota,kerumah sakit dan kebeberapa tempat yang biasa didatangi,tidak juga kami temukan. Lalu,kami bertiga memutuskan untuk kembali ketempat tuyul itu ditemukan.Yaitu kembali ke hutan Kambaya yang angker.Kami pikir ,mungkin saja kepayang kembali kerumah asalnya,bahkan habitatnya di hutan Kambaya. Kami berangkat tanggal 20 Agustus 2013 kedaerah itu,Kami membawa kendaraan beroda empat daihatsu taft milik Bang Sondang.Setelah masuk kedaerah itu,kami tidak menemukan kepayang.Jangankan berada disana,jejaknya pun tidak kami temukan.bahkan habitat tuyul di Kayamba sudah tidak ada sama sekali.Tidak satupun ada bangsa tuyul berada disitu. Tuyul yang berjalan ngesot juga tidak ada lagi disana. Setelah mencari hingga tengah malam dan tidak menemukan,kami kembali ke Sangata.Ditengah perjalanan menuju kota kecil ini,kami melihat kepayang sedang mencuri uang di sebuah Bank pada ruko.kami melihat kepayang membawa karung kecil yang berisi uang,sementara bosnya,kami melihat di sebuah pojok,yang ternyata Kang Suryana sobat baik Bang Sondang. Alkisah,ternyata kepayang dijadikan tuyul pencuri oleh Kang Suryana yang sudah pensiun di tambang batubara.Kang Suryana ternyata bisa melihat tuyul kepayang dan menjadikannya budak keserakahan.Pantas saja Kang Suryana yang sudah pensiun,mendapat banyak uang,mobilnya terus bertambah menjadi empat dan semuanya mewah,rumahnya juga di berdiri bertingkat yang menghabiskan dana hingga milyaran rupiah.Bahkan istri Kang Suryana ,teteh Elis,memakai suplemen berlian,emas,dan intan yang indah.Perhiasan itu begitu banyak dan memenuhi hampir semua tubuhnya.Bahkan kakinya pun,dikalungi emas 24 karat. Kepayang kemudian digendong di punggung Kang Suryana dan kami mengikutinya dari belakang.Karena mengenal kendaraan beroda empat Bang Sondang,maka Suryana memacu kencang mobilnya untuk menyelamatkan kepayang.Dia tahu kami membutuhkan kepayang sedangkan ia sendiri tidak mau melepaskannya.Kami pun kejar-kejaran dengan Kang Suryana dan ia masuk kedalam rumahnya.Dia gendong kepayang kemudian dimasukkan kedalam toples beling besar. Bang Sondang,aku dan Dewinta,memaksa Kang Suryana biar mengembalikan tuyul yang disimpannya dalam toples beling tersebut.Mencium adanya Dewinta ,kepayang kemudian bertindak dan berlari mencium Dewinta.Dewinta menangis melihat keadaan itu dan mereka berpelukan.Kini Dewinta telah bersama kepayang lagi dan mereka sangat berbahagia.Kepayang melepaskan diri dari Kang Suryana dan tidak mau disuruh mencuri lagi. Sumber misteri dialami oleh nyonya sondang Tag:Tuyul dari hutan angker,pesugihan tuyul,jenis kelamin tuyul,tuyul yang baik hati
Pages:
POKER899 adalah salah satu situs poker online terbaik dan terpercaya. salah satu kunci kesuksesan poker899 adalah pelayanan yang sangat baik kepada para membernya mulai dari keramahan dan kecepatan dalam proses menjadi salah satu pelaynaan spesial yang diberikan poker899. dan kami memberikan pelayanan bonus yang sangat menarik, seperti berikut ini :
BalasHapus-BONUS NEW MEMBER 10.000
-BONUS REFFERAL 10%
-BONUS ROLLINGAN 0.3-0.5% SETIAP MINGGUNYA
-BONUS EVENT BULANAN(JIKA SEDANG ADA EVENT TERTENTU)
WHATSAPP : +855884660017
LINE : POKER899
BBM : 55A84D38
AGEN POKER TERBAIK DI INDONESIA
AGEN JUDI ONLINE BERKUALITAS
AGEN POKER SANGAT AMAN TERPERCAYA
AGEN OMAHA BERKUALITAS TERJAMIN AMAN
BANDAR CEME TERPERCAYA TERBAIK
POKER899
AGEN DOMINO TERAMAN DAN TERPERCAYA
BANDAR CAPSA YANG PALING AMAN