Cerita Misteri Mistik Terbaru, Cerita mistik Mitos Pesugihan, Cerita seram Kisah misteri Kisah nyata misteri Misteri sejati Paravisi Kisah nyata cerita misteri terbaru pamali mitos

Sholat Di Masjid Al Jin Alam Jin Hutan Hegemoki


Cerita Mistik Terbaru kali ini akan menuliskan wacana
Pengalaman Memasuki alam jin di Hutan Hegemoki,berikut kisahnya,

 Syahdan ketika itu saya tersesat dalam Hutan Hegemoki, kecamatan Sepaku, kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Kala itu saya masuk hutan menyeramkan itu untuk mencari ayahku, yang hilang selama sepuluh hari, ketika ia berburu babi hutan di, di Hutan Hegemoki.
Di luar dugaan, saya menemukan sebuah mesjid besar berwarna hijau muda yang dihuni banyak laki-laki berkopiah yang sedang melaksanakan pengajian bersama.
  Mulanya saya bingung. Pikirku, bagaimana sanggup di tengah hutan belantara yang.lebat dan sunyi itu ada mesjid yang begitu besar dan bagus? Tapi, batinku, mungkin sanggup saja ada kampung atau kompleks pengelolaan migas ada di akrab situ. Analisaku, mesjid itu sanggup saja dibangun di dalam hutan, biar tidak saling bersentuhan dengan rumah warga, Sehingga mesjid itu menjadi lebih sakral.
  Mesjid yang lengkap dengan toilet, gudang keranda, WC dan kran air wudhu yang manis di situ. Bahkan, terdapat dua toilet. Yang satu bertuliskan khusus untuk laki-laki yang satu lagi untuk perempuan. Dan saya melaksanakan buang hajat di tempat perempuan kemudian sesudah itu, mengambil air sembahyang juga di dalam toilet perempuan itu juga.
   Mobil jeep Ci 7 warna kuning milikku, kuparkir di depan mesjid. Lalu, saya segera menuju toilet dan melaksanakan buang hajat kecil. Setelah itu, naik ke lantai dua mesjid untuk sembah yang isya.Sementara di lantai satu, nampaknya menjadi aula, tempat resepsi atau tempat pertemuan warga. Bukan ruang untuk sholat. Saat itu saya akan melaksanakan sholat lsya. Maka itu, saya naik ke lantai dua. Lantai di mana diatur sebagai tempat sembahyang berjamaah.
  Jam sudah mengatakan pukul 20.45 Waktu Indonesia Tengah, yang berarti saya tidak sanggup lagi ikut sembahyang isya berjemaah. Di mana hal ini biasa saya lakukan di setiap mesjid di mana saya berhenti.Aku menentukan berdiri sholat di pojok belakang kin, saaf kepingan wanita. Aku menggunakan mukena milik mesjid dan sendirian sholat lsya alasannya yakni tidak ada perempuan di batas kain hijau itu.
  Di lantai dua mesjid yang berjulukan mesjid Al Jin itu, saya tidak memperhatikan pengajian apa yang dilakukan bapak-bapak di depan. Namun, saya mendengar lamat-lamat di telingaku, mereka membaca Al Qur’an surat Al Baqarah.
  Udara di dalam ruang mesjid sangat dingin. Padahal pada dikala saya menggunakan mukena, udara hanya sejuk, ya pada mulanya cukup terasa sejuk, tapi makin usang makin dingin. Dengan konsentrasi penuh saya menunduk, menghadap Allah dengan seratus persen berserah din. Pada dikala tahiyat awal, dikala tubuhku saya rasakan menggigil, cuek sekali. Pada dikala tahiyat final clan empat rakaat itu, tubuhku makin menggigil kedinginan. Aneh sekali. Padahal di mesjid hijau itu tak ada air condition atau AC. Rasanya, angin AC begitu deras dan saya sangat kedinginan.
  Setelah saya menutup sholat lsya ku dengan salam dan mengusap mukaku, tubuhku makin menggigil dan saya segera berdiri sembelum sempat berdoa. Kulepaskan mukena pinaman itu dan saya menggunakan jaket. Namun alangkah terkejutnya saya begitu melihat ke barisan para laki-laki yang tadinya sedang membaca Al Qur’an, menghilang semuanya. Para lelaki yang tadinya berjumlah pu!uhan, sekarang tak ada satu pun yang tersisa. Keadaan dalam mesjid sepi sunyi dan hanya ada saya sendirian di dalam tempat ibadah ummat beragama Islam itu. “Lha, ke mana mereka yang sedang pengajian tadi?” batinku.
  Aku segera membenahi mukena di tempat semula, kemudian saya buru-buru keluar mesjid untuk melihat ke mana orang yang ramai-ramai mengaji tadi. Barangkali saja, pikirku, mereka sedang berada di halaman mesjid menuju pulang ke rumah masingmasing. Tapi ternyata, mereka memang tidak ada lagi di mesjid. Mereka raib, menghilang secara gaib.
  Aku segera menuju mobilku yang terparkir di halaman. Aku segera masuk kendaraan beroda empat dan menstarter kendaraanku untuk menghidupkan mesin. Aneh, mesin kendaraan beroda empat mu tidak mau menyala. Starter berbunyi tapi mesin tidak mau hidup. Setelah saya melihat kembali ke arah mesjhid, Duh Gusti, ternyata mesjid itu tidak ada sama sekali. Yang ada hanyalah hutan belantara, pohon kayu sengon dan pohon mahoni rimbun di tempat adanya mesjid tadi.
Saat itu, barulah saya tersadar, bahwa mesjid tempat saya sholat itu bukanlah rnesjid biasa. Tapi mesjid jin dan pikirku, pantas saja nama mesjid itu Mesjid Al  Jin.Rupanya saya telah masuk ke dalam mesjid un dan saya telah melaksanakan sembayang di situ.
  Yang kulihat terakhir itu, hanyalah hutan lebat. banyak pohon rimbun dengan batang kayu serta akar yang besar usia ribuan tahun. Batinku menjadi gamang, cemas dan takut melihat kenyataan itu. Namun, mobilku tetap mogok, tidak sanggup dihidupkan dan tidak sanggup jalan. Dalam keadaan gundah guiana itu, saya masuk ke dalam mobilku dan menutup semua jendela beling dan meneka central lock.
  Malam itu yakni malam Jum’at Kliwon, 18 Maret 2011. Malam yang wingit dan menakutkan. Dalam kedaan remangremang dart bias sinar rembuln malam, saya melihat ada seseorang laki-laki mendekati mobilku yang mogok. Pria itu saya kenal bétul, alasannya yakni dialah ayahku yang hilang sepuluh hart yang IaIu.Ayahku,Hamtd Suryadi, 67 tahun, papaku, menenteng senjata berburu dan mendekatiku. Aku membuka pintu dan memeluk ayahku yang saya carl-carl di hutan tempat berburu babi itu.
  Ayahku memeluk saya dengan erat dan pribadi mengajak saya pulang, pergi buru-buru meninggalkan kayu-kayu renta itu. Kini ayahku yang menyetir dan menstarter Ci 7 ku. Alhamdulillah, begitu ayahku yang menghidupkan mesin, mesin mobilku Iangsung hidup dan kami buruburu kabur meninggalkan area kayu tua.
  Arkian, ternyata tempat kayu-kayu renta umur ribuan tahun itu, tempat mesjid jin berdiri. Dan ayahku, ternyata masuk ke alam un dan tinggal di mesjid un itu selama sepuluh’ hart. Bahkan, pada dikala saya sholat, ayahku ikut pengajiari bersama puluhan di mesjid Al-Jin dan ayahku bertahan hidup dengan makanan tunjangan Jin.
  “Papa terjebak masuk ke alam jin dikala berburu, dua sobat papa masih di alam jin itu dan papa akan memanggil kyai sakti di kota untuk menyelamatkan Pak Mamat, Pak Herman yang masih berada dalam tawanan. Papa sanggup terbebaskan alasannya yakni engkau sholat di mesjid itu. Raja un Barbingga, membebaskan papa alasannya yakni beliau tahu bahwa yang sedang sholat yakni anak papa dan engkaulah yang menyelamatkan papa sanggup keluar dan alam jin itu,” desis papaku.
Kini, saya telah menemukan orangtuaku yang sangat kusayangi dan saya cintai. Ayahku sudah kembali ke rumah dan kami berbahagia berkumpul lagi. Namun, masih ada tanggung jawab kami, kami harus kembali ke kayu renta untuk menyelamatkan Pak Mamat dan Pak Herman yang masih dalam genggaman bangsa jin muslim itu, yang murka alasannya yakni pemburu-pemburu masuk ke wilayah mereka tanpa ijin.
  Belakangan, saya dan papa bersiap untuk kembali ke tempat itu bersama Kyal Hall Syarkowi Ahmadi, 68 tahun, kyal mahir jin yang akan menyelamatkan Pak Herman dan Pak Mamat yang masih berada di dalam tawanan bangsa jin Islam yang gotong royong baik kebijaksanaan tersebut.
tag:Tersesat di alam jin,sholat di mesjid Al Jin,cerita mistery 2017,cerita gaib terbaru,pengalaman ghaib



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sholat Di Masjid Al Jin Alam Jin Hutan Hegemoki

0 komentar:

Posting Komentar