Menguak legenda Aji Barang di dongeng gaib terbaru
Cerita misteri terbaru Aji Barang
Warta,berkisah untuk menghilangkan kegelisahan serta memenuhi permintaan istri tercintanya yang kala itu sedang mengandung.Dengan kuda kesayangannya" Dawuk ruyung" dan dua orang pengawal setianya,Arya munding wilis,yang kala itu menjadi adipati di Negeri galuh pakuan berangkat berburu untuk mendapat daging kijang yang berwarna putih.Entah kenapa ,sekali ini walau sudah berbilang hari menjelang hutan,namun,ia tak pernah menemukan binatang buruan binatang seekor pun.
Dengan perasaan tak menentu,akhirnya sang adipati memutuskan untuk berburu kearah timur dengan menyusuri sungai citandui.Tak disangka-sangka pada suatu saat,adipati tiba di grumbul gunung mruyung,sebuah perkampungan brandal yang sering menciptakan keonaran di kadipaten yang dipimpinnya.Namun apa daya,sekali ini,karena menghadapi lawan yang tak terbilang jumlahnya,sang adipati harus takluk kepada Abulawang,sang kepala gerombolan.
"Tinggalkan seluruh harta kalian ,dan pada suatu dikala saya akan tiba menghancurkan kadipatenmu,"demikian kata Abulawang dengan pongahnya.Tak ada yang sanggup di perbuat oleh sang Adipati dan kedua pengawal setianya selain menyerahkan semua barang bawaan termasuk kuda kesayangannya"dawung ruyuk".Dengan perasaan tak menentu,ketiganya berjalan meninggalkan Gunung Mruyung.
Segala perasaan tak menentu pribadi terobati ketika sang adipati tiba di kadipaten.Ternyata sang istri telah melahirkan seorang bayi pria yang mempunyai tanda hitam"toh wisnu" di lengan kirinya,Dengan kata lain kelak si jabang bayi akan menjadi pemimpin yang berbudi luhur dan bijaksana.Tetapi apa daya kegembiraan itu tak berlangsung lama.Pada malam keempat,brandal Gunung Mruyung benar-benar melancarkan aksinya.
Gedung kadipaten di bakar,seluruh hartanya dijarah dan disana sini tampak mayit para pengawal yang bergelimpangan.Suasana kala itu benar-benar mencekam.Dalam insiden itu sang Adipati dan gusti putri berhasil selamat,akan tetapi sang jabang bayi yang hanya dijaga oleh dua orang emban berhasil diculik oleh salah seorang perampok dan di bawa ke Gunung Mruyung.Mengetahui keadaan itu sang Adipati dan gusti putri pun bertekad untuk mencari buah cintanya hingga dapat.
Hingga suatu hari sebab tak berpengaruh menahan rindu kepada buah cintanya,Sang Adipati dan gusti putri ,melakukan penyamaran sebagai warga biasa berangkat menuju ke Gunung Mruyung.Namun di tengah jalan niat itu di urungkan,untuk menghindari ancaman ,maka mereka pun berjalan ke arah yang lain.
Sementara nun jauh disana,bayi merah telah berubah menjadi cowok yang gagah dan ganteng serta mempunyai sifat bagaimana kedua orang tuanya.Pandai santun dan welas asih.Oleh orang bau tanah angkatnya,ia di beri nama Jaka Mruyung.Karena tak tahan melihat perilaku ayah angkatnya pada suatu hari dengan menunggang kuda "dawuk ruyung",Jaka pun turun gunung dan tiba di suatu kampung sekitar"Dayeuhluhur" dan bertemu dengan Ki Mranggi,bekas prajurit sakti dari kerajaan Majapahit yang sekarang lebih menentukan kehidupan sebagai pembuat rangka keris.
Rasa saling tertarik diantara keduanya,membuat Jaka Mruyung memutuskan untuk tinggal bersama dengan Ki Mranggi.Tiap malam dengan tekun Jaka Mruyung dengan tekun mempelajari baca tulis ,membuat keris,ilmu keprajuritan,dan kedigdayaan.Menginjak tahun ke enam,Jaka Mruyung mendapat bisikan supaya berjalan kearah timur sehingga menemukan pohon pakis aji.kelak,hutan yang ada disekitar itu bakal berubah menjadi menjadi suatu negeri yang subur dan makmur.
Saat,mohon diri,Jaka Mruyung berpesan kepada Ki Mranggi supaya tempat itu diberi nama Dukuh Penulisan,mengingat di tempat inilah ia berguru menulis.Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan,Jaka Mruyung hingga di perbatasaan,kadipaten Kutanegara.Sambil melepas lelah dan menikmati keindahan sekitarnya ,sementara,''dawuk ruyung" merumput dengan tenang,tiba-tiba hati Jaka Mruyung tergetag ketika melihat hamparan rumput yang sedemikian luas.kelak di tempat ini dikenal dengan nama Dukuh Gumelar.
Disini juga ia bertemu dengan seorang cowok berjulukan Tlangkas,dari dukuh cilangkap yang memberitau letak hutan pakis aji.singkat kata sehabis mengantarkan sobat barunya pulang,ternyata Hutan pakis aji terletak di sebelah selatan kutanegara atau di sebelah timur dukuh cilangkap.Sementara itu perjalanan Adipati munding willis dan istrinya yang menyamar sebagai ki sandi ,tiba di dukuh penulisan.Bagai dituntun keduanya pun singgah di rumah Ki Mranggi.Disini keduanya mendapat dongeng perihal cowok santun yang mempunyai tanda hitam di lengan kirinya.
Bahkan kegembiraan itu semakin menjadi-jadi,karena Ki Mranggi juga menceritakan kemana tujuan cowok itu.Tak cukup hingga disitu,keduanya juga hingga di dukuh cilangkap dan bertemu dengan orang bau tanah Tlangkas.Air mata keharuan pun pribadi menucur deras ,keduanya yakin impian bakal bertemu sang putra tak usang lagi terkabul.
Bersamaan dengan itu Jaka Mruyung yang sudah hingga di sebelah barat hutan Pakis Aji ,terus berjalan kearah selatan dan menyabrangi kali yang basah racak,kemudian di pinggiran bukit,ia melihat sebatang pohon dengan buahnya yang begitu lebat.ketika ditanyakan kepada orang bau tanah yang kebetulan lewat,Jaka Mruyung mendapat tanggapan dalam bahasa sunda "eta mah gondang manis"
dan kelak tempat itu menjadi desa gondangmanis.
Jaka Mruyung terus melanjutkan perjalanannya ke timur hingga hingga ditempat yang banyak di huni oleh burung jalak.Kelak tempat itu dikenal dengan sebutan Pejalakan .Perjalanan pun terus dilanjutkan hingga tiba di sebuah kedung sungai yang banyak di huni burung serwiti.Pada kesannya kedung itu dikenal dengan sebutan kedung serwiti.Seolah ingin mengelilingi hutan Pakis Aji ,kini ia pun tiba di sebelah utara dan melihat banyak orang sedang menciptakan tambak ikan.Disini Jaka Mruyung meminta ketersediaan mereka untuk membantu membabat hutan Pakis Aji,dan di tempat ini,kelak disebut dengan nama Dusun Tambakan.
Gayung bersambut ,mereka oke dengan usul Jaka Mruyung ,ketika pembabatan dilakukan,tiba-tiba dari tengah hutan ,muncul ular raksasa.Dengan kesaktiannya ,akhirnya ular itu berhasil di bunuh oleh Jaka Mruyung kemudian di bakar oleh orang-orang yang turut melaksanakan pembabatan hutan.Akibatnya,hutan Pakis Aji pun terbakar dengan hebatnya sehingga menciptakan Adipati kutanegara menjadi murka.Ia memerintahkan prajuritnya untuk menangkap biang keladi kebakaran hutan itu.
Tanpa banyak menemui kesulitan ,para prajurit itu berhasil menangkap Jaka Mruyung dan di jebloskan kedalam tahanan.Sontak,ketampanan dan kesantunan Jaka Mruyung menjadi buah bibir orang sekadipaten.Diam-diam ,Pandanayu,putri kedua sang Adipati jatuh cinta kepada Jaka Mruyung .Ketika eksekusi di jatuhkan kepada Jaka Mruyung,sambil menangis sang putri meminta kepada ayahandanya untuk membebaskan Jaka Mruyung.Karena tak ingin melihat putrinya patah hati,maka permintaan itu pun di kabulkan.
Ketika kadipaten mengadakan sayembara untuk mencari senopati utama,maka Jaka Mruyung pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu.Dengan kesaktiannya ia berhasil,menyingkirkan lawan-lawannya.Hingga kesannya ia harus berhadapan dengan ki kentol utusan dari kadipaten kutaliman.
Pertarungan ini memakan waktu yang amat lama,bahkan mengakibatkan dendam yang berkepanjangan.Siapapun pejabat yang berani tiba ke kutaliman ,dapat dipastikan tak usang kemudian,bakal lengser dari jabatannya.Takdir berkehendak lain akhirnya,Jaka Mruyung memenangkan pertarungan tersebut dan diangkat sebagai senopati utama serta di nikahkan dengan Putri Pandanayu.
Berita bangga tersebut dengan cepat menyebar hingga ke seluruh negeri.Di Dukuh Cilangkap ,Kisandi yang tak lain yaitu Adipati Munding wilis pribadi membuka jati dirinya menemui Adipati Kutanegara.Suasana senang dan haru pun menyelimuti kadipaten kutanegara.Rencana janji nikah meriah pun pribadi disusun.
Ketika program janji nikah berlangsung ,mendadak terjadi kehebohan .Betapa tidak,Dewi Pandansari ,sang Putri pertama Adipati Kutanegara lari dari kadipaten sebab merasa aib dilangkahi oleh adiknya.Ia bertapa kungkum(berendam) di sebuah sungai.Karena badan indahnya tak tertutupi oleh sehelai benang pun ,sudah barang tentu banyak lelaki yang tiba untuk melihatnya .
Mengetahui kenyataan itu,kepada mbok emban,ssang putri menitipkan pesan supaya kali tersebut dinamakan kali Luwih Laki yang kesannya di kenal dengan sebutan kali wilaki.seiring dengan perjalanan waktu maka Pandansari pun wafat di kali itu,dan di makamkan di sawah,kelak makam itu di kenal dengan kuburan pandansari.
Waktu terus berlalu ,karena usia lanjut maka,Jaka Mruyung pun di angkat menjadi Adipati Kutanegara ,Karena teringat dengan bisikan yang diterimanya pada waktu muda ,maka ia pun memindahkan sentra pemerintahannya ke Hutan Pakis Aji yang telah di babatnya.Dan kemudian hari kawasan tersebut lebih dikenal dengan sebutan Aji Barang.
0 komentar:
Posting Komentar