Cerita Dua Malam Bermimpi Dikejar Harimau

Namaku Ridwan, ketika ini usiaku 51 tahun dan saya tinggal di Malang, Jawa Timur. Melalui ini saya ingin mengembangkan dongeng wacana insiden yang saya alami sekitar duapuluh tahun yang lalu. Saat itu, dua malam berturut-turut setiap malam saya selalu bermimpi dikejar-kejar oleh harimau.  Setiap hari saya gelisah dan selalu takut ketika malam tiba.  Berbagai amalan dan do’a yang telah saya pelajari selalu saya baca setiap kali saya menjelang tidur, namun harimau itu masih tetap selalu mengejar dan hendak menerkamku. Awalnya saya tidak tahu kenapa dapat terjadi, tapi sehabis saya merenung, ternyata insiden mimpi itu terjadi sehabis saya menemukan sebuah kerikil akik di bawah sebuah pohon bau tanah yang ada di kebunku.  Berikut ini yaitu cerita Dua Malam Bermimpi Dikejar Harimau.

Duapuluh tahun yang lalu, ketika itu hari Kamis pas menjelang maghrib, saya gres saja tamat menyirami flora labu yang saya tanam. Karena kecapean, saya tidak segera berkemasa dan pulang tetapi saya duduk di bawah pohon tua, pohon Asam Jawa untuk melepas lelah sambil merekok.


Tidak sengaja pandanganku tertuju pada sebuah benda lingkaran hitam yang ada di depanku, kemudian saya tergerak untuk memungutnya.  Ternyata benda itu yaitu sebuah kerikil akik. Aku bersihkan kemudian saya masukkan ke dalam kantong bajuku. Setelah tamat menghisap sebatang rokok, akupun berkemas dan pulang sebab matahari sudah mulai terbenam dan bunyi tarhim terdengar dari pengeras bunyi di masjid kampungku.

Singkat cerita, malam hari itu, saya tidur agak awal dari biasanya sebab kelelahan sehari bekerja di kebun.  Sekitar jam 8 malam sehabis shalat isya’ rasa kantuk sudah tak tertahankan, akupun segera tertidur.  Saat itulah pertama kali saya bermimpi dikejar harimau.

Dalam mimpi itu, saya seakan berada di suatu daerah yang tidak saya kenal, ibarat berdiri di tengah sebuah hutan.  Lalu tiba seekor harimau besar di hadapanku seakan mau menerkamku. Akupun berbalik dan segera lari sekencang-kencangnya sambil berteriak minta tolong.  Ternyata saya memang berteriak dalam tidurku, teriakanku minta tolong terdengar oleh anak dan istriku yang ketika itu sedang bercengkerama di ruang tengah. Mereka segera memasuki kamar dan istriku membangunkanku. “pak, bangkit pak”, terdengar olehku bunyi istriku membangunkanku sambil memggoyangkan tubuhku. Akupun segera bangkit dengan nafas tersengal ibarat orang sehabis lari. “ada apa pak, lagi mimpi ya, mimpi apa kok teriak-teriak minta tolong?”, tanya istriku. “aku mimpi dikejar harimau”, jawabku. “bapak tidur gak berdo’a dulu kali, nih minum dulu”,  kata istriku sambil menyodorkan segelas air putih yang memang selalu tersedia di meja kamar.

Setelah minum, saya agak tenang, saya melihat jam dinding, gres jam 20.30. Ternyata saya gres tidur sebentar, tapi saya tidak ngantuk lagi.  Terus jelas ketika itu saya gelisah, bayangan harimau yang mau menerkamku masih terbayang.

Karena merasa tidak ngantuk, saya ke ruang depan dan duduk di dingklik tamu sambil membaca buku, tak terasa saya tertidur hingga adzan subuh di dingklik tamu.
Siang hari saya jalani ibarat biasa, berkebun. Dan malampun tiba, saya tidak mencicipi kecacatan apapun. Malam ini saya tidur agak larut, jam 12 malam.  Saat tidur itulah, mimpi ibarat malam sebelumnya terjadi lagi, sama persis, saya seakan berada di sebuah hutan kemudian tiba seekor harimau besar mau menerkamku, dan akupun berlari sambil berteriak minta tolong.  Teriakanku terdengar oleh istriku yang sedang tertidur pulas di sampingku.  Istriku segera membangunkanku kemudian menenangkanku.
“Mimpi apalagi to pak?”, tanya istriku. “aku mimpi ibarat kemarin lagi, saya ibarat berada di hutan kemudian didatangi harimau. Harimau itu mau menerkamku, kemudian saya lari sambil berteriak minta tolong”, jawabku.  Aku melihat jam dinding, waktu menunjukkan pukul 00.30, berarti saya gres terlelap setengah jam, sama ibarat malam sebelumnya.

“ya sudah, malam ini kita jangan tidur, besok pagi kita ke rumah pak Haji Saman menanyakan hal ini”, kata  istriku.
“kamu tidur saja, semoga saya tidur sambil duduk di ruang depan, semalam saya tertidur ketika duduk juga tidak terjadi apa-apa kok”, kataku menenangkan istriku. “ya sudah, jikalau begitu saya juga tidur di ruang depan saja”, jawabnya.  Lalu kami ke ruang depan, saya duduk di dingklik sementara istriku menggelar tikar untuk tidur.

Keesokan harinya kami ke rumah pak haji Saman, tidak jauh, hanya berjarak 10 rumah dari rumahku. Sampai di rumah pak haji Saman, kami mengucapkan salam dan kami disambut oleh pak Haji Saman sendiri.

“Assalamu’alaikum”, salam kami kepada penghuni rumah pak haji Saman. “wa’alaikum salam, ayo masuk, tumben pagi-pagi kesini, ada yang dapat saya bantu?”, sambut pak haji Saman ramah.

Lalu saya menceritakan apa yang  aku alami. Lalu pak haji Saman membisu sejenak, ibarat bertafakkur, kemudian berkata “kemarin lusa kau menemukan sesuatu ya, ya kembalikan saja ke daerah semula, itu tidak baik kau simpan. Insyaallah tidak terjadi apa-apa lagi”. Akupun menjawab “benar pak haji, oke jikalau begitu, saya segera mengembalikannya”, kemudian kami berpamitan.

Sesampai di rumah, saya segera mengambil kerikil akik yang saya temukan kemarin lusa, kemudian saya bawa ke kebun dan saya kembalikan ke daerah semula.  Sejak itu saya tidak pernah lagi bermimpi mau diterkam dan dikejar harimau lagi.